Halaman

Jumat, 30 Oktober 2009

Usaha Budidaya Jamur Tiram

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Sekarang ini, jamur telah menjadi kebutuhan dan bagian hidup manusia karena jamur digunakan untuk membuat tempe, roti, oncom, tauco, dan obat-obatan seperti pinisilin. Beberapa jenis jamur merupakan sumber makanan yang setara dengan daging. Jamur merupakan bahan pangan alternatif yang disukai oleh semua lapisan masyarakat.
Indonesia merupakan salah satu negara yang dikenal sebagai gudang jamur yang terkenal di dunia. Jenis-jenis jamur yang telah populer sebagai makanan dan sayuran serta banyak diperdagangkan di pasar adalah jamur merang, jamur champignon, jamur kuping, dan jamur tiram.
Jamur tiram adalah jenis jamur kayu yang memiliki nutrisi lebih tinggi dibandingkan dengan jenis jamur kayu lainnya. Jamur tiram mengandung protein, lemak, fosfor, besi, thiamin, dan riboflavin lebih tinggi dibandingkan dengan jenis jamur lain. Jamur tiram mengandung 18 macam amino yang dibutuhkan oleh manusia dan tidak mengandung kolesterol.
Seiring dengan popularitas dan memasyarakatnya jamur tiram sebagai bahan makanan yang lezat dan bergizi, maka permintaan konsumen dan pasar jamur tiram di berbagai daerah terus meningkat. Kebutuhan konsumsi jamur tiram meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan pendapatan per kapita serta pola konsumsi makanan penduduk dunia.
Dengan meningkatnya permintaan jamur tiram di pasar, maka kami mempelajari Produksi Jamur Tiram dengan cara melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Usaha (PKU) di Balai Latihan Kerja Pertanian dan Pengembangan Tenaga Kerja Luar Negri Wonojati, Malang.

DASAR HUKUM
SK. Mentan No. 392/KPTs/DL.210/5/95 tentang “Praktek Kerja Usaha”.

1.2 Tujuan
Melatih siswa agar memiliki jiwa dan semangat wirausaha dan mampu mengelola suatu usaha di bidang pertanian secara profesional dengan memperhatikan situasi, kondisi, dan potensi wilayah.
Memantapkan dan mengembangkan wawasan serta keterampilan dalam berusaha tani berorientasi agrobisnis dengan dilandasi sikap mental disiplin, kerja sama, dan tanggung jawab yang tinggi.
Melatih siswa menyesuaikan diri dan berkomunikasi dengan masyarakat agar menjadi mitra kerja sama yang mampu menyebarkan teknologi pertanian.
Melatih siswa melakukan kegiatan dari unit usaha tani yang berhasil mengelola usahanya.



1.3 Manfaat PKU
1.3.1 Bagi Siswa
Dapat menambah pengetahuan, pengalaman serta keterampilan siswa di bidang pertanian sehingga mereka dapat menerapkan dan mengembangkan ilmu dan keterampilannya itu di bidang sosial, ekonomi, dan kemasyarakatan demi perkembangan teknologi pertanian di masa mendatang.
Dapat meningkatkan rasa tanggung jawab pada setiap siswa dan meningkatkan fisik, mental dan kedisiplinan siswa dengan cara mengikuti pelatihan di BLK Pertanian yang tidak diragukan lagi kemampuannya dalam mencetak sumber daya manusia yang bermutu di bidang pertanian.
Dapat menambah pengetahuan dan keterampilan siswa di bidang perkebunan, khususnya produksi jamur tiram.
Mengaplikasikan dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang telah didapat dengan cara melakukan praktek kerja di dunia nyata.


1.3.2 Bagi Sekolah
Meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar.
Menyesuaikan kegiatan pendidikan atas kebutuhan minat kemampuan siswa.
Mempererat hubungan kerja sama dan saling pengertian antara sekolah, orang tua murid, dan usaha tani.
Meningkatkan kegiatan usaha-usaha perbaikan masyarakat yang bersumber dari fungsi Sekolah Pertanian Pembangunan.
Sebagai pusat pengembangan pertanian di wilayah lingkungannya terhadap keberadaan SPP-SPMA Pemkab. Nganjuk.

1.4 Alasan Pemilihan Judul
Membudidayakan jamur konsumsi khususnya jamur tiram bisa mendatangkan keuntungan yang sangat menggiurkan baik dilakukan skala kecil maupun skala besar. Hal ini tidak terlepas dari tingginya permintaan dan nilai jual jamur tersebut. Selain itu budi daya jamur tiram memiliki beberapa keuntungan komparatif dibandingkan dengan budi daya tanaman sayur lainnya. Keuntungan tersebut meliputi :
Bibit atau biakan murni jamur ini mudah didapatkan di Indonesia. Beberapa perguruan tinggi seperti Institut Pertanian Bogor (IPB), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Universitas Gajah Mada (UGM) telah menyediakannya. Satu botol biakan murni sudah bisa digunakan untuk budidaya jamur skala kecil menengah.
Media tanam jamur ini mudah didapat dengan harga murah karena hanya memanfaatkan limbah pertanian seperti serbuk gergajian kayu. Selain itu dengan suhu hidup yang tidak terlalu rendah budi dayanya dapat dilakukan di sebagian besar tempat di Indonesia yang umumnya bersuhu hangat.
Usaha budi daya jamur ini juga tidak memerlukan tempat yang terlalu luas dengan kubung berukuran 5 x 7 m usaha budidaya sudah bisa dilakukan. Selain itu dari segi ekonomi harga jual yang relatif tinggi dibandingkan sayur lainnya menjadikan usaha budi daya jamur tiram memberikan keuntungan yang lumayan besar.


2.3 Potensi Wilayah
2.3.1 Letak dan Topografi
Balai Latihan Kerja Pertanian dan Pengembangan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLKPPTKLN) Wonojati terletak di JL. Raya Mondoroko No. 1, Singosari, Malang. Terletak ±10 km dari Kota Malang. Adapun batas-batas wilayah BLKPPTKLN Wonojati adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : STM PGRI Singosari
Sebelah Selatan : SMK N 1 Singosari
Sebelah Timur : Dsn. Mondoroko
Sebelah Barat : Ds. Purwosari
Lokasi BLKPPTKLN Wonojati terletak antara 7º.57’ LS dan 112º.18’ BT dengan ketinggian tempat 487 m dpl. Suhu udara rata-rata 21 - 31º C. Kelembaban relatif udara pada siang hari bekisar antara 70 - 80 %, sedangkan pada malam hari bekisar antara 80 - 90 %. Curah hujan rata-rata 4.000 mm/tahun.
2.3.2 Jenis Komoditi
Selain jamur tiram (Pleurotus ostreatus), jenis komoditi tanaman yang dibudidayakan di lokasi tersebut antara lain tanaman sayuran, seperti terung jepang (Solanum melongena esculentum), labu zucchini (Cucurbita pepa L.), okra (Abelmochus esculentus), bayam (Amaranthus tricolor L.), Cabe merah (Capsicum annum), dan tomat (Solanum lycopersicum).
Sedangkan jenis tanaman pangan yang ditanam adalah padi (Oryza sativa) dan jagung manis (Zea mays saccarata). Jenis tanaman buah-buahan yang dibudidayakan antara lain jeruk (Citrus sp.), belimbing (Averrho carambola), anggur (Vitis vinifera), mangga (Mangifera indica), nangka (Artocarpus heterophyllus lamk.) durian (Durio zibethinus), pace (Marinda citrifolia).
Jenis tanaman perkebunan yang ditanam antara lain kopi (Coffea canephona), coklat , kelapa sawit (Elacis guinensis), melinjo (Gnetum gnemon), jati (Tectona grandis), kelapa (Cocos nucifera), dan vanili (Vanilia planifolia).

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Taksonomi
Super Kingdom : Eukaryota
Kingdom : Myceteae (fungi)
Divisio : Amastigomycota
Sub Divisio : Basidiomycotae
Kelas : Basidiomycetes
Ordo : Agaricales
Familia : Agaricaeae
Genus : Pleurotus
Spesies : Pleurotus sp.

3.2 Morfologi

Gambar 1. Jamur Tiram
Nama jamur tiram (Pleurotus ostreatus) diberikan karena bentuk tudung jamur ini agak membulat, lonjong, dan melengkung menyerupai cangkang tiram. Permukaan tudung jamur tiram licin, agak berminyak jika lembab tapi tidak lengket dan tepinya bergelombang. Diameter mencapai 3 - 16 cm.
Batang atau tangkai jamur tiram tidak tepat berada di tengah tudung, melainkan agak ke pinggir. Tubuh buahnya berbentuk rumpun yang memiliki banyak percabangan dan menyatu dalam satu media. Jika sudah tua daging buahnya akan menjadi liat dan keras. Jenis yang kami budi dayakan adalah jamur tiram putih (white oyster). Warna tubuh buahnya putih susu. Jenis ini paling banyak dibudidayakan di Indonesia.
Jamur tiram memiliki inti plasma dan spora yang berbentuk sel-sel lepas atau bersambungan membentuk hifa dan miselium. Pada titik-titik pertemuan percabangan miselium akan terbentuk bintik kecil yang disebut dengan pin head atau calon tubuh buah jamur yang akan berkembang menjadi tubuh buah jamur.

3.3 Lingkungan Tumbuh
Jamur tiram dapat tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 600 m dpl di lokasi yang memiliki kadar air sekitar 60 %. Jika tempat tumbuhnya terlalu kering atau kelembaban kurang dari 60 %, miselium tidak bisa menyerap sari makanan dengan baik sehingga tumbuh kurus, sebaliknya jika kadar airnya terlalu tinggi, jamur ini akan terserang penyakit busuk akar. Sedangkan pH yang diperlukan adalah 6 - 7. Kondisi lingkungan atau substrat tumbuh yang terlalu asam (pH rendah) atau pH tinggi akan menghambat pertumbuhan miselium.
Secara alami jamur tiram banyak ditemukan tumbuh di batang-batang kayu lunak yang telah lapuk seperti pohon karet, damar, kapuk, atau sengon yang tergeletak di lokasi yang sangat lembab dan terlindung dari cahaya matahari. Pada fase pembentukan miselium, jamur tiram memerlukan suhu 22 - 28 °C dan kelembaban 60 - 80 %. Pada fase pembentukan tubuh buah memerlukan suhu 16-22 % dan kelembaban 80 - 90 % dengan kadar oksigen cukup. Tunas dan tubuh buah jamur yang tumbuh pada lingkungan dengan kelembaban di bawah 80 % akan mengalami gangguan absorpsi nutrisi sehingga menyebabkan kekeringan dan gangguan pertumbuhan ataupun kematian.
. Tubuh buah jamur tiram tumbuh optimal pada lingkungan dengan penyinaran 10 %. Cahaya matahari yang terlalu terang, akan menembus tubuh buah jamur dan menyebabkan kelayuan. Jamur tiram yang tumbuh pada tempat-tempat yang banyak menerima penyinaran matahari memiliki tudung yang relatif kecil. Pertumbuhan jamur hanya memerlukan sinar yang bersifat menyebar (diffuse light).


BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN KERJA PENGALAMAN UTAMA
( PRODUKSI JAMUR TIRAM )

4.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Kegiatan Praktek Kerja Usaha (PKU) ini dilaksanakan mulai tanggal 21 Juli s/d 15 September 2008 di Balai Latihan Kerja Pertanian dan Pengembangan Tenaga Kerja Luar Negeri Wonojati, Singosari, Malang.
Dalam kegiatan Praktek Kerja Usaha ini, pada tanggal 21 Juli s/d 25 Juli 2008 merupakan pemberian teori tentang Produksi Jamur Tiram. Sedangkan prakteknya kami mulai dari tanggal 26 Juli s/d 15 September 2008.

4.1 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Produksi Jamur Tiram
Tabel 3. Jadwal Pelaksanaan Produksi Jamur Tiram
No
Tanggal Perencanaan
Kegiatan
Keterangan


4.3 Pembibitan
Pembibitan merupakan tahapan budidaya yang memerlukan ketelitian tinggi karena harus dilakukan dalam kondisi steril dengan menggunakan bahan dan peralatan khusus. Karena tidak memiliki sarana lengkap, minim pengalaman dan kurang ketelitian, maka kami memperoleh bibit dengan cara membeli bibit di produsen bibit jamur yang menjual bibit jamur tiram.
Adapun tahapan-tahapan dalam kegiatan pembibitan adalah sebagai berikut :

4.3.1 Pembuatan Kultur Murni

Gambar 2. Media PDA
Bibit dari kultur murni disebut dengan bibit F1, yaitu sebuah media PDA (potatoes dextrose agar) berisi miselium jamur yang sudah teruji sifat keunggulannya.
Tujuan pembuatan dari kultur murni adalah untuk menghasilkan tubuh buah jamur dengan produktivitas yang tinggi serta mutu terjamin. Bibit yang dibuat dari bahan murni memiliki sifat genetik yang baik dalam segi mutu maupun produktivitasnya, sama dengan induknya serta terbebas dari kontaminan.
Kultur murni inilah yang digunakan untuk menghasilkan bibit induk (F2) dan bibit semai (F3).
4.3.2 Pembuatan Bibit Induk (F2)




Gambar 3. Bibit Induk
Pembuatan bibit induk (F2) bertujuan untuk memperbanyak miselium jamur yang berasal dari kultur murni.
Bahan dasar media tanam bibit induk adalah serbuk kayu atau campuran antara biji-bijian dan serbuk kayu. Biji-bijian berguna untuk menambah kandungan nutrisi media sehingga diharapkan jamur dapat tumbuh lebih baik. Bibit F2 inilah yang akan diturunkan lagi menjadi bibit F3.
4.3.3 Pembuatan Bibit Semai (F3)




Gambar 4. Bibit Semai
Pembuatan bibit semai (F3) bertujuan utuk memperbanyak miselium jamur yang berasal dari bibit induk (F2).
Bibit semai (F3) adalah bibit yang siap digunakan langsung sebagai bibit tanaman dalam budi daya jamur tiram. Pembuatan bibit semai pada dasarnya sama dengan pembuatan bibit induk. Perbedaannya terletak pada inokulan dan komposisi media yang digunakan. Inokolan yang digunakan adalah bibit induk, sedangkan inokulan yang digunakan untuk pembuatan bibit induk adalah kultur murni.


4.4 Persiapan Lokasi untuk Budidaya Jamur Tiram







Gambar 5. Kubung Jamur





Gambar 6. Rak
Dalam budidaya jamur konsumsi secara modern dengan orientasi produksi tinggi kubung sangat diperlukan. Kubung adalah bangunan berbentuk rumah yang khusus dibangun sebagai tempat membudidayakan jamur konsumsi dan berfungsi melindungi media tanam jamur tiram dari air hujan dan sinar matahari langsung dan kemungkinan masuknya kontaminan spora jamur lain yang tidak dikehendaki. Dengan menggunakan bahan dan konstriksi tertentu, kondisi di dalam kubung dapat diatur sehingga bisa menyerupai keadaan di habitat asli jamur.
Dinding kubung yang kami gunakan terbuat dari sesek bambu, sedangkan atapnya terbuat dari asbes. Bentuk atap kubung seperti bentuk atap rumah pada umumnya dan kerangka atapnya menggunakan bambu apus.
Sementara itu ukuran kubung yang kami gunakan adalah 5 x 7 x 3,5 meter. Dengan ukuran seperti itu di dalam kubung dapat diletakkan 2 baris rak bambu untuk menempatkan media tanam jamur dengan masing-masing rak terdiri atas 3 tingkat, kedua rak tersebut ditempatkan terpisah sehingga tersisa ruang diantara keduanya untuk tempat melintas para pekerja saat mengontrol pertumbuhan jamur. Di dalam kubung dilengkapi sebuah termometer ruangan.

4.5 Penyiapan Media Tanam Jamur Tiram
Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) adalah salah satu jenis jamur kayu. Disebut jamur kayu karena banyak tumbuh pada media kayu yang sudah lapuk. Kayu yang baik digunakan sebagai substrat tanam jamur tiram adalah kayu sengon (Albazia falcatria), kayu karet (Havea brasiliensis) dan kayu jeungjing putih (Paraserranthes falcataria). Sebagai pengganti batangan kayu jamur tiram bisa ditanam pada media tanam yang disebut bag log, yaitu media tanam yang dimasukkan ke dalam plastik dan dibentuk menyerupai kayu gelondongan.
Adapun bahan media tanam yang digunakan untuk membuat bag log adalah sebagai berikut :
1.Serbuk Kayu





Gambar 7. Serbuk Kayu
Serbuk kayu berguna untuk tempat tumbuh dan sumber nutrien bagi jamur tiram. Serbuk kayu yang baik digunakan untuk media tanam jamur tiram adalah :
a.Yang segar dan tidak ditumbuhi jamur lain.
b.Yang tidak mengandung minyak atau bahan kimia lain.
c.Yang tidak bergetah, kering, bersih, dan tidak busuk.
d.Yang berasal dai kayu yang tidak terlalu keras.
Sebelum digunakan, serbuk kayu harus diolah terlebih dahulu menggunakan ayakan pasir sehingga didapatkan ukuran yang seragam dan bebas dari benda-benda lain.
2.Bekatul / dedak
Bekatul sebagai campuran media tanam berfungsi sebagai sumber karbohidrat, karbon, nitrogen, vitamin B kompleks, dan bahan organik yang bisa merangsang pertumbuhan tubuh buah. Karbon digunakan sebagai sumber energi utama, sedangkan nitrogen berfungsi untuk membangun miselium dan membangun enzim-enzim yang disimpan dalam jamur tiram.
3.Kapur Tohor (Kalsium Karbonat)
Kapur yang dimaksud disini adalah kapur yang telah diolah (gamping) yang apabila diberi air tidak panas. Kapur tohor digunakan untuk menjaga keasaman (pH) media tanam agar mendekati netral atau basa. Di samping itu kapur tohor juga berfungsi sebagai sumber mineral.
4.Gipsum / Gips (Kalsium sulfat)
Gips digunakan untuk memperkokoh substrat tanam dalam polybag, sehingga mudah hancur atau rusak. Di samping itu, gips juga berfungsi sebagai sumber mineral.
5.Tepung Jagung
Tepung jagung digunakan sebagai sumber karbohidrat.

Berikut ini adalah formula bahan media tanam yang biasa dijadikan baglog:
1. Serbuk Kayu 10.000 gram
2. Bekatul Halus 7.000 gram
3. Kapur Tohor 500 gram
4. Gipsum 500 gram
5. Tepung jagung 500 gram
Dengan formulasi di atas bisa dibuat menjadi 18 log F3p

4.6 Penanaman
Penanaman bibit jamur tiram ke dalam baglog meliputi kegiatan inokulasi dan inkubasi.

4.6.1 Inokulasi




Gambar 8. Inokulasi
Inokulasi adalah penularan atau penanaman bibit jamur tiram ke dalam media tanam. Adapun langkah-langkah melakukan inokulasi bibit ke dalam bag log adalah sebagai berikut :
1.Semua tutup bag log dibuka.
2.Tutup botol biakan F3 dibuka. Kemudian biakan F3 dituangkan di tengah-tengah lubang tanam bag log. Setiap bungkus biakan F3 bisa diperbanyak menjadi 40 bag log bibit F3p.
3.Bag log ditutup kembali menggunakan penutupnya. Diusahakan penutupan tidak terlalu rapat agar masih ada sedikit oksigen yang masuk, sehingga miselium jamur bisa tumbuh dengan sempurna.
Hal yang perlu dperhatikan pada saat inokulasi bibit adalah sebagai berikut :
1.Kebersihan (tingkat sterilitasnya), yang meliputi kebersihan alat, tempat dan pelaksananya.
2.Kualitas bibit merupakan kunci keberhasilan. Bibit jamur harus dipilih yang berasal daristrain atau varietas unggul, berumur optimal (45-60 hari), warnanya merata, tidak terkontaminasi, belum ditumbuhi jamur.
4.6.2 Inkubasi




Gambar 9. Inkubasi
Inkubasi atau proses menumbuhkan miselium jamur dilakukan dengan cara menyimpan bag log yang bersuhu 22 - 28° C, kelembaban 60 - 80 %. Suhu ini harus selalu dikontrol setiap hari, karena bila suhu dan kelembaban tidak sesuai maka perumbuhan miselium akan terhambat.
Bag log diletakkan langsung di atas rak dengan posisi berdiri. Dalam waktu dua minggu tumbuh miselium jamur yang berwarna putih. Inkubasi dilakukan hingga seluruh media berwarna putih merata, yaitu 40 - 60 hari sejak dilakukan inokulasi.
Jika media tanam jamur sudah dipenuhi miselium, maka tutup bag log dibuka agar miselium mendapatkan oksigen yang cukup sehingga memberikan kesempatan bagi jamur untuk membentuk tubuh buah dengan baik. Satu sampai dua minggu setelah media dibuka tubuh buah mulai tumbuh dan lama kelamaan akan semakin membesar. Tubuh buah tersebut selanjutnya dibiarkan tumbuh selama 2 - 3 hari atau sampai tercapai pertumbuhan yang optimal.

4.7 Pemeliharaan
4.7.1 Pengaturan Suhu dan Kelembaban





Gambar 10. Pengabutan / Penyiraman
Jamur tiram memerlukan suhu 16 - 22º C dan kelembaban 80 - 90 % untuk pertumbuhan tubuh buahnya. Oleh karena itu kondisi di dalam kubung harus memenuhi syarat pertumbuhan jamur tiram. Termometer di dalam kubung diperiksa setiap hari untuk memastikan suhu ruangan berada pada tingkat yang sesuai.
Salah satu cara menjaga suhu dan kelembaban kubung adalah dengan melakukan pengabutan air dengan stick sprayer yang dilengkapi nozzle. Frekuensi pengabutan kubung tergantung pada cuaca. Pada musim hujan yang suhu udara dan kelembabannya normal, pengabutan cukup sekali pada pagi hari. Pada musim kemarau yang suhunya panas dan kelembabannya rendah, pengabutan dilakukan dua kali sehari, pada pagi dan sore hari.
4.7.2 Pengaturan Sirkulasi Udara
Saat masih berbentuk miselium, jamur tiram tidak memerlukan oksigen dalam jumlah besar. Namun, pasokan oksigen yang besar diperlukan pada fase pembentukan tubuh buah. Pasokan oksigen yang kurang pada saat pembentukan tubuh buah akan mengakibatkan jamur tiram tumbuh kerdil.bahkan tubuh buah tidak terbentuk dan miseliumnya memadat dan meluas ke segala arah.
Sebaliknya, adanya kandungan karbondioksida walauapun dalam konsentrasi kecil akan menyebabkan perpanjangan tubuh buah (etiolasi). Artinya tudung jamur tiram tumbuh relatif kecil dibandingkan dengan tangkainya. Jika kadar karbondioksida sudah mencapai 5 %, tubuh buah jamur tidak akan terbentuk. Oleh karena itu pengaturan sirkulasi udara harus rutin dilakukan, khususnya untuk kubung yang didingnya terbuat dari bataco dipasang ram-raman. Untuk kubung yang terbuat dari sesek bambu pengaturan sirkulasi udara sudah cukup dengan keluar masuknya udara melalui lubang-lubang yang terdapat pada sesek bambu tersebut.
4.7.3 Pengendalian Hama dan Penyakit
Sama halnya dengan usaha bercocok tanam komoditas pertanian lain, budidaya jamur konsumsi juga tidak terlepas dari gangguan hama dan penyakit. Jika tidak dikendalikan dengan baik, semua gangguan ini akan berakibat pada menurunnya produktivitas, bahkan menggagalkan panen.
a.Pengendalian Hama
Berikut ini beberapa serangga yang menjadi hama bagi jamur :
1.Lalat
Spesies lalat yang kerap menjadi hama adalah sciarid (Lycoriella solani dan Lycoriella auripila), phorids (Megasilea haserata dan Megasilea nigra), serta cecids (Heteropeza pygmaea, Mycophilla speyei, dan Mycopilla barnesi). Lalat meletakkan telurnya di dalam media.setelah menetas, larva lalat merusak miselium dan jamur dewasa. Akibatnya, jamur terlihat keriput dan batangnya berlubang.. Selain itu lalat juga inang pembawa hama lain, yaitu tungau (mite) pada perutnya.
Upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan selalu mengontrol keadaan kubung. Sisa-sisa media tanam yang tercecer saat melakukan pemanenan harus dibersihkan agar tidak ada telur atau larva lalat yang tertinggal.
2.Tungau
Tungau (mite) adalah serangga kecil lunak berwarna cokelat transparan dengan panjang 0.18 - 0.5 mm.Tungau yang mengerumuni tubuh buah jamur mengakibatkan jamur rusak. Selain itu tungau juga menyebabkan iritasi pada kulit pekerja di dalam kubung. Karena tungau ini dibawa oleh lalat, maka pencegahannya sama dengan pencegahan kehadiran lalat.

3.Laba-laba
Laba-laba memakan miselium dan tubuh buah jamur. Di dalam kubung jamur tiram, laba-laba biasanya bersembunyi di sela-sela bag log. Selain menjadi hama langsung, laba-laba juga merupakan inang jamur saprofit dan parasit. Cara pengendaliannya adalah jika terlihat ada sarangnya, secepatnya dimusnahkan.
4.Cacing
Cacing yang menjadi hama dalam budidaya jamur konsumsi adalah spesies Napropogus nematodes dan Mycophogus nematodes. Cacing yang panjang tubuhnya hanya 1 mm ini memakan miselium jamur hingga tidak sempat tumbuh menjadi jamur. Pencegahan masuknya hama ini dilakukan dengan memastikan sterilisasi media tanam berjalan sempurna hingga semua telur cacing mati.
b.Pengendalian Penyakit
Penyakit oleh jamur disebabkan oleh fungi, kapang, bakteri, dan virus. Jamur yang terserang penyakit menjadi berlendir, busuk, bernoda, serta berbagai kelainan lain yang membuat rusaknya jamur sehingga tidak dapat dipanen.
Kehadiran mikroorganisme atau kontaminan penyebab penyakit biasanya disebabkan proses budidaya sejak pembibitan sampai memasukkan media tanam ke dalam kubung kurang steril. Oleh karena itu pencegahannya dilakukan dengan mengusahakan setiap tahapan budidaya jamur dilakukan secara steril, dari penyiapan media bibit, inokulasi, inkubasi, sampai memasukkan media tanam ke dalam kubung. Selain itu juga harus dilakukan sterilisasi kubung dengan menyemprotkan disinfektan formalin 0,5 % sebelum media tanam dimasukkan.
Pencegahan lainnya adalah dengan cara menjaga kebersihan kubung dari media tanam yang mungkin tumpah atau berceceran agar tidak menjadi media tumbuh fungi atau kapang penyebab penyakit. Usahakan juga agar memakai pakaian yang bersih serta mencuci tangan dan kaki terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam kubung.
4.8 Panen dan Penanganan Hasil Panen
4.8.1 Pemanenan Jamur Tiram
Ciri-ciri jamur tiram yang siap panen adalah :
a.Tubuh buah jamur mencapai ukuran optimal dan cukup besar.
b.Tudung jamur cukup besar tetapi belum mekar penuh. Diameternya mencapai 5 - 10 cm
Jamur tiram dipanen 4 - 5 hari sejak pembentukan tubuh buah (pin head). Masa panen mencapai 4 bulan dengan interval pemanenan 4 hari sekali. Setelah 4 bulan media tanam jamur harus diganti dengan yang baru.
Selama 2 bulan masa panen bisa dilakukan pemanenan sebanyak 12 kali. Setiap kali panen menghasilkan ± 22,5 kg jamur tiram, dan berat jamur tiram per bag log-nya ± 62,5 gr. Jadi jumlah bag log yang bisa dipanen serempak setiap kali panen adalah ± 400 bag log.
Faktor yang menyebabkan pemanenan yang tidak serempak adalah pertumbuhan miselium tiap bag log berbeda-beda.
4.8.2Cara Pemanenan Jamur Tiram




Gambar 11. Pemanenan Jamur tiram
Cara pemanenan jamur tiram yang benar adalah sebagai berikut :
a.Panen jamur dilakukan secara manual menggunkan tangan dengan cara dicabut dengan hati-hati agar media tidak rusak. Walaupun dalam satu rumpun ukurannya ada yang besar dan ada yang kecil, namun pencabutan tidak hanya dilakukan pada tubuh buah yang besar saja, akan tetapi tbuh buah kecil yang terdapat dalam rumpun tersebut harus dicabut.
b.Jamur yang dipanen harus berserta akarnya karena akar yang tertinggal di dalam media akan membusuk dan mengganggu pertumbuhan calon jamur yang ada di sekitar lokasi tersebut. Oleh karena itu, jika ada akar yang tertinggal di dalam media, maka akar tersebut harus dicabut secara paksa menggunakan penjepit.
4.8.3Penanganan Hasil Panen Jamur Tiram






Gambar 12. Penimbangan Jamur Tiram
Langkah-langkah penanganan hasil panen jamur tiram adalah sebagai berikut :
a.Jamur yang baru saja dipanen dibersihkan dari kotoran-kotoran yang menempel.
b.Jamur dibiarkan dalam keadaan utuh, tidak perlu dipotong-potong.
c.Jamur yang telah dibersihkan tadi ditimbang lalu dimasukkan ke dalam kantung plastik dan kemudian langsung dijual.

4.9Pemasaran Hasil Produksi
Pemasaran hasil produksi jamur tiram dilakukan dengan cara dijual langsung ke konsumen. Hasil produksi jamur tiram langsung dijual ke pasar atau diantar ke rumah konsumen yang sebelumnya sudah memesan terlebih dahulu. Total produksi selama 2 bulan masa panen adalah 270 kg dengan harga jual Rp 10.000,-/kg.

4.10Analisa usaha
4.10.1 Input
a.Sewa kumbung selama 3 bulan
x Rp 918.000,- Rp 229.500,-
b.Iuran Pengairan (HIPPA) selama 3 bulan
Rp 20.000,- x 3 bulan Rp 60.000,-
c.Biaya Sarana Produksi
Beli 1200 log bibit F3p @ Rp 1.000,- Rp 1.200.000,-
d.Biaya APTL
Sewa 2 buah stick sprayer @ Rp 500,-/ hari Rp 60.000,-
Sewa 1 buah timbangan @ Rp 500,-/ hari Rp 6.000,-
Beli termometer ruangan 1 buah Rp 10.000,-
Beli timba 2 buah @ Rp 5.000,- Rp 10.000,-
Beli tampah 2 buah @ Rp 2.500,- Rp 5.000,-
Beli kantong plastik 8 pack @ Rp 4.500,- Rp 36.000,-
Jumlah Rp 127.000,-





e.Biaya Tenaga Kerja
1 TKSP : Rp 25.000,-/hari : Rp 3.000,-/jam
Pembersihan dan perbaikan kubung
1 TKSP x Rp 25.000,- Rp 25.000,-
Penataan baglog pada rak I dan rak II
3 TKSP x 4 jam x 2 x Rp 3.000,- Rp 72.000,-
Pembukaan tutup baglog
1 TKSP x 1 jam x Rp 3.000,- RP 3.000,-
Penyiraman I - LX
1 TKSP x 1 jam x 60 x Rp 3.000,- Rp 180.000,-
Pemanenan ke I - XII
2 TKSP x 1 jam x 12 x Rp 3.000,- Rp 72.000,-
Pemasaran ke I - XII
1 TKSP x 2 jam x 12 x Rp 3.000,- Rp 72.000,-
Jumlah Rp 424.000,-

f.Biaya Lain-Lain
Transportasi untuk pemasaran Rp 15.000,-
Transportasi untuk beli kresek Rp 5.000,-
Jumlah Rp 20.000,-

g.Bunga Modal
Modal Awal
Biaya kubung Rp 229.500,-
Iuran HIPPA ( 1 bulan pertama ) Rp 20.000,-
Biaya Sarana produksi Rp 1.200.000,-
Biaya APTL ( 1 bulan pertama ) Rp 50.000,-
Biaya tenaga kerja ( 1 bulan pertama ) Rp 187.000,-
jumlah Rp 1.686.500,-

Modal Akhir
Biaya kubung Rp 229.500,-
Iuran HIPPA Rp 60.000,-
Biaya sarana produksi Rp 1.200.000,-
Biaya APTL Rp 127.000,-
Biaya tenaga kerja Rp 424.000,-
Biaya lain-lain Rp 20.000,-
Rp 2.050.500,-

Bunga modal = suku bunga x lama produksi x

= 1,25 % × 3 bulan ×.

= 0,0125 × 3 × Rp 1.868.500

= Rp 70.068,75

h.Input Total
Biaya kumbng Rp 229.500,-
Biaya saprodi Rp 1.200.000,-
Biaya APTL Rp 127.000,-
Iuran HIPPA Rp 60.000,-
Biaya tenaga kerja Rp 424.000,-
Biaya lain-lain Rp 20.000,-
Bunga modal Rp 70.068,75
Rp 2.130.568,75

4.10.2Output Total
Hasil produksi selama 3 bulan adalah 300 kg, dengan kerusakan 10%. Jadi hasil produksi tinggal 270 kg dengan harga jual Rp 10.000,-/ kg.
Output Total = 270 kg × Rp 10.000,- = Rp 2.700.000,-

4.10.3 Pendapatan Pengelola
Pendapatan pengelola = Output Total - Input Total
= Rp 2.700.000,- – Rp 2.130.568,75
= Rp 569.431,75\

4.10.4Pendapatan Somah Tani
Pendapatan Somah Tani = Pendapatan Pengelola + Bunga Modal + Upah tenaga karja
= Rp 569.431,75 + Rp 70.068,75 + Rp424.000,-
= Rp 1.063.500,5


4.10.5BEP
a.BEP Volume Produksi
BEP Volume Produksi = Total Biaya : Harga Produksi
= Rp 2.130.568,75 : Rp 10.000,-
= 213 kg.
Artinya titik balik modal dalam budi daya jamur tiram menggunakan kubung ukuran 5 × 7 m selama 3 bulan akan tercapai jika produksi mencapai 213 kg.
b.BEP Harga Produksi
BEP Harga Produksi = Total Biaya : Volume Produksi
= Rp 2.130.568,75 : 270 kg
= Rp 7.890,-
Ini berarti bahwa titik balik modal dalam budi daya jamur tiram yang menggunakan kubung ukuran 5 × 7 m selama 3 bulan akan tercapai jika produksi dijual dengan harga Rp 7.890,-.

4.10.6B/C Ratio
B/C Ratio = Total Pemasukan : Biaya Variabel
= Rp 2.700.000,- : Rp 1.901.068,75
= 1,42
B/C Ratio sebesar 1,42 menunjukkan bahwa usaha budi daya jamur tiram menggunakan kumbung ukuran 5 × 7 m selama 3 bulan cukup layak dilakukan.
BAB V
PELAKSANAAN KEGIATAN
KERJA PENGALAMAN LAIN

5.1 Perawatan Tanaman Cabe Merah (Capsicum annum)
Perawatan tanaman cabe merah meliputi :
1.Penyulaman.
Menyulam adalah mengganti tanaman yang mati dengan yang sehat. Waktu penyulaman umur 1 – 10 hst.
2.Penyiraman.
Jika musim penghujan penyiraman tidak sering dilakukan, tetapi bila terendam air segera di buang.. Kalau musim kemarau penyiraman dilakukan 2 hari sekali
3.Pemupukan susulan.
Pemupukan susulan menggunakan pupuk NPK. Cara pemupukan dengan dicampurkan, setiap 10 liter air dilarutkan 50 gr pupuk NPK. Pemupukan susulan dilakukan pada umur 2 Minggu hst.
4.Pemasangan ajir.
Ukuran anjir, panjang 180 cm. Pemasangan ajir dilakukan pada umur 4-6 Minggu hst. Menancapkan ajir jaraknya 10-15 cm dari batang, dengan kedalaman 25 cm.
5.Mewiwil.
Pewiwilan dilakukan pada umur 4 Minggu hst. Pewiwilan dilakukan interval seminggu sekali sampai umur16 Minggu hst.
6.Pemasangan Tali Salaran
Pemasangan tali salaran pada batang dilakukan umur 4 minggu hst, dengan tali membentuk angka delapan. Pemasangan tali salaran dilakukan pada umur 6 Minggu hst.
7.Penyiangan.
Penyiangan adalah kegiatan membersihkan gulma yang mengganggu tanaman pokok. Penyiangan dilakukan apabila tumbuh gulma.
8.Pengendalian hama dan penyakit.
Lalat buah dapat dikendalikan dengan menggunakan perangkap dan bisa juga dengan insektisida. Antraknosa dikendalikan dengan fungisida

5.2 Perawatan Tanaman Belimbing Manis (Averrhoa carambola L.)
5.2.1 Penjarangan
Penjarangan dimaksudkan agar buah lebih leluasa berkembang dan distribusi makanan hanya untuk buah yang dipelihara. Dalam penjarangan ini diusahakan tidak ada buah yang bergerombol atau berdempetan. Satu pohon diperkirakan hanya ada 100 buah belimbing yang dipelihara sampai besar. Penjarangan dilakukan saat buah sebesar 2,5-5 cm, atau 5-10 hari setelah bunga mekar.


5.2.2Penyiangan, Pembumbunan Dan Perempelan
Penyiangan, pembumbunan dan perempelan dilakukan agar tanaman belimbing menghasilkan buah secara produktif dan mendapatkan hasil yang maksimal. Selain hal itu dapat dilakukan dengan melakukan pemangkasan untuk membentuk tajuk tanaman agar tanaman tidak saling berhimpitan. Hal ini mendorong produksi buah dan memudahkan pemanenan.
5.2.3Pemupukan
Pada tanaman belimbing yang sudah mulai berbunga dan berbuah diberikan pupuk NPK sebanyak 25-50 gram / pohon. Waktu pemberian pupuk sebaiknya dilakukan sebelum tanaman berbunga, setelah berbuah dan setelah panen. Jadi tiap tahunnya pemupukan dilakukan 4/3 bulan dan masing-masing 1/3 dosis.
5.2.4 Pengairan Dan Penyiraman
Tanaman belimbing banyak membutuhkan air sepanjang hidupnya. Di daerah yang sepanjang tahun mendapatkan air tentu tidak ada masalah, namun bagi daerah yang kering tanaman harus selalu diberi pengairan dan disiram. Sebagai indikasi bila tanaman perlu disiram yaitu bila rumput-rumput yang tumbuh di bawah pohon sudah mulai layu.
Cara penyiraman dapat dilakukan dengan cara penggenangan (di lep) atau disiram sampai daerah sekitar tajuk tanaman basah. Meskipun selalu membutuhkan air tanaman belimbing kurang menyukai air genangan, oleh karena itu perlu diberi sarana drainase supaya tidak menggenang.
5.2.5Pengendalian Hama Dan Penyakit
a.Hama
1)Lalat Buah
Lalat ini berwarna cokelat kekuning-kuningan dengan dua garis membujur, pinggangnya ramping bersayap seperti baju tidur yang strukturnya tipis dan transparan. Lalat betina meletakkan telur pada kulit buah, kemudian merusak daging buah belimbing hingga menyebabkan busuk dan berguguran.
Pengendalian :
Dilakukan dengan cara pembungkusan buah yang berumur 1 bulan setelah mekar bunga.
Mengumpulkan dan membakar sisa-sisa tanaman yang berserakan di bawah pohon.
memasang perangkap dengan botol aqua yang diberi petrogenol di dalamnya.
2)Kutu Daun, Semut Ngangrang Dan Kelelawar
Pengendalian :
Kutu daun dan semut nganrang dikendalikan dengan disemprot menggunakan insektisida.
Sedangkan kelelawar harus dengan dihalau.
b.Penyakit
1)Bercak Daun
Penyebab : Cendawan Cercosfera averrhoa fres
Gejala :
Terjadi bercak-bercak klorotik berbentuk bulat dan kecil-kecil pada anak daun. Daun yang terserang berat menjadi kuning dan rontok bahkan sampai pada tanaman muda atau stadium bibit.
Pengendalian :
Dengan cara memotong bagian tanaman yang terserang penyakit tersebut dan disemprot fungisida yang berbahan aktif kaptafal.
2)Penyakit Kaping Jelaga
Penyakit ini hidup sebagai suprofit pada madu yang dihasilkan oleh kutu-kutu putih.
Gejala :
Permukaan daun tertutup oleh warna hitam, sehingga dapat mengganggu proses fotosintesis.
Pengendalian :
dengan cara disemprot fungisida.
5.2.6Pemanenan
a.Umur Dan Ciri Buah Belimbing Yang Dapat Di Panen
Umur panen buah belimbing sangat dipengaruhi oleh letak geografis penanaman yaitu faktor lingkungan dan iklim. Di dataran rendah yang tipe iklimnya basah, umur panen buah belimbing sekitar 35-60 hari setelah pembungkusan buah atau 65-90 hari setelah bunga mekar. Ciri buah belimbing yang sudah saatnya dipanen adalah ukurannya besar (maksimal), telah matang dan warna buahnya berubah dari hijau menjadi kuning atau variasi warna lainnya, tergantung varietas belimbing tersebut.
b.Cara Panen
Cara panen buah belimbing dilakukan dengan cara memotong tangkainya. Pemetikan buah berlangsung secara terus menerus dengan memilih buah yang telah matang. Waktu panen yang baik adalah pagi hari saat buah masih segar dan sebelum cuaca terlalu panas (terik). Buah belimbing yang baru dipetik segera dimasukkan (ditampung) dalam wadah secara hati-hati agar tidak memar atau rusak.
5.3 Pengoperasian Traktor
5.3.1 Persiapan
1.Menyiapkan Lahan
a. Survey lahan yang akan diolah (secara basah atau kering).
b. Membuat jalan masuk traktor ke lahan.
c. Merencanakan dimana pengolahan akan dimulai.
2. Memeriksa Air, Solar, dan Oli (ASO)



Gambar 13. Pemeriksaan ASO
a. Air radiator diperiksa dengan membuka tutup radiatornya, apabila jumlahnya kurang, segera ditambah dengan menggunakan air pendingin yang bersih.
b. Jangan mengisi radiator dengan air yang mengandung garam, karena air garam akan membuat korosi atau kropos pada dinding silinder mesin radiator.
3. Memeriksa Bahan Bakar
a. Tutup tangki bahan bakar dibuka, kemudian dilihat volume solar. Apabila kurang segera ditambah hingga diperkirakan volumenya cukup.
4. Memeriksa Oli
a. Oli Mesin
Volume dan kekentalan oli pada mesin diperiksa. Apabila volumenya kurang segera ditambah sesuai batas ketentuan, dan apabila oli sudah encer segera diganti.
Oli mesin yang digunakan adalah oli mesin yang asli dengan ketentuan oli SAE 30-40 dengan merk yang sama.
b. Oli Transmisi
Volume dan kekentalan oli pada transmisi diperiksa. Apabila volumenya kurang segera ditambah, dan apabila sudah encer segera diganti.
Oli transmisi yang digunakan adalah oli transmisi yang asli dengan ketentuan oli SAE 90 dengan merk sama.
5. Memeriksa Kekencangan V.Belt (Hand Traktor)
a.Baut pengikat mesin pada casis harus kuat.
b.Pulley mesin diesel harus terletak lurus dengan pulley pada transmisi traktor.
c.Pada saat hand traktor dalam keadaan bekerja, v.belt harus dalam keadaan tegang / kencang agar daya tarik traktor tetap tinggi dan v.belt tidak mengalami selip.

6. Memeriksa Roda Traktor
a. Pemasangan roda karet harus betul-betul diperhatikan agar pemasangannya tidak terbalik. Artinya roda kiri dipasang pada traktor sebelah kiri dan roda kanan dipasang pada traktor sebelah kanan. Bila pemasangan sampai terbalik, maka daya tarik traktor akan berkurang.
b. Sebagai pedoman dalam pemasangan roda karet bisa dilihat pada bekas batik roda pada tanah membentuk huruf V, maka pemasangan rodanya sudah benar.
c. Ban pada traktor juga diperiksa kekencangannya (Kempes atau tidak). Bila kempes terikan traktor akan berat.
7. Memeriksa Perlengkapan Traktor
a. Bajak
b. Garu
c. Glebeg
d. Roda Besi

5.3.2 Pemasangan Beberapa Peralatan
1. Pemasangan Motor Penggerak
a.Pemasangan baut pengikat antara mesin dengan casis harus kuat.
b.Pemasangan v.belt harus dalam keadaan tegang (kencang). Kekencangannya harus sesuai dengan ketentuan agar daya tarik traktor tetap tinggi dan v.belt tidak selip.
2. Pemasangan Roda Karet dan Roda Besi
a.Pemasangan roda karet atau roda besi jangan sampai terbalik.
b.Sebagai pedoman dalam pemasangan roda karet, bila diikat dari stang kemudi sirip pada roda bagian atas harus berkedudukan miring ke belakang.
3. Pemasangan Bajak
a.Kaitan penghubung pada dudukan traktor dihubungkan dengan pen.
b.Tinggi rendahnya bajak diatur sesuai dengan kebutuhan. Pada kaitan penghubung terdapat lubang-lubang pilihan untuk mengatur tinggi rendahnya bajak.
c.Kedalaman bajak diatur denganmemutar handle pengatur kedalaman.


5.3.3 Cara Pengoperasian Traktor
1. Pengoperasian Hand Traktor
a.Cara Menghidupkan Traktor
1)Sebelum dihidupkan mesin traktor harus diperiksa terlebih dahulu.
2)Hand traktor diletakkan pada posisi rata / datar.
3)Kopling utama dalam posisi off / netral.
4)Tuas gas ditarik pada posisi start / hidup.
5)Mesin traktor dihidupkan dengan cara memasukkan mulut stang starter pada rumah starter kemudian cuk ditekan dan stang starter diputar beberapa putaran dengan kuat hingga putaran mesin tersasa ringan. Apabila sudah yakin bisa hidup, cuk dilepaskan bersamaan dengan menarik stang starter ke arah operator, maka mesin akan hidup.
b. Cara Menjalankan Hand Traktor
1)Setelah mesin hidup, diberi pemanasan terlebih dahulu sekitar 5-10 menit sebelum traktor dijalankan / dioperasikan.
2)Tuas kopling utama ditempatkan pada posisi ON secara perlahan-lahan, sehingga traktor akan bergerak maju.
3)Tuas gas didorong ke posisi putaran lebih tinggi ( run ) untuk menambah kecepatan jalannya traktor.
c.Cara Menghentikan Hand Traktor
1)Kecepatan jalan traktor dikurangi dengan cara mengecilkan gas.
2)Kopling utama ditempatkan pada posisi OFF / berhenti maka traktor akan berhenti.
3)Jagrak dipasang agar traktor tidak terbalik.
d.Cara Mematikan Mesin Hand Traktor
1)Traktor ditempatkan pada tempat yang rata dan aman.
2)Jagrak yang berada di bawah chasis dan bagian depan traktor dipasang terlebih dahulu sebelum traktor diparkir.
3)Tuas gas didorong pada posisi putaran stabil beberapa saat (2-5 menit) kemudian tuas gas didorong pada posisi OFF / mati hingga mesin betul-betul mati.

2.Pengoperasian Mini Traktor





Gambar 14. Pengoperasian Mini Traktor

a.Cara Menghidupkan Mini Traktor
1)Duduklah yang baik pada jok / tempat duduk.
2)Pasang rem parkir / hand rem.
3)Semua tongkat pengatur harus pada posisi netral.
4)Masukkan kunci kontak dan putar ke arah ON, lihatlah apakah lampu penunjuk tekanan oli sudah menyala.
5)Injak penuh pedal koling dan putar kunci kontak ke kiri ke arah free heat (pemanasan awal) selama kurang lebih 10-20 detik. Perhatian : Apakah indikator pemanas pendahuluan sudah berpijar yang menandakan ruang bakar sudah panas.
6)Putar kunci kontak ke arah kanan posisi start maka starter motor akan memutar mesin. Setelah mesin hidup segera lepaskn kunci kontak sehingga kunci akan kembali ke posisi ON.
b.Cara Menghidupkan Mini Traktor pada Waktu Baterai Lemah
1)Tarik tombol dekompresi.
2)Ijak pedal kopling dan putarlah kunci kontak ke posisi start.
3)Sesudah motor berputar selama 3-5 detik, doronglah tuas dekompresi, bila perlu panaskan terlebih dahulu ruang bakar.
4)Bila mesin sudah hidup lepaskan kunci kontak seperti petunjuk di atas.
5)Berilah pemanasan pada mesin secukupnya.
c.Cara Menghentikan Mini Traktor
1)Kurangi kecepatan traktor.
2)Injak pedal koplingdan kedua rem maka traktor akan berhenti.
3)Pindah tongkat pengubah kecepatan utama (V.Jalan dan V.Rotary) ke posisi netral dan lepaskan pedal kopling. Perhatikan : - Pada waktu parkir di tempat yang miring, selain rem parkir pasang juga ganjal pada traktor.
4)Sebelum meninggalkan traktor matikan dulu traktor dan turunkan implement sampai ke tanah.
d.Cara Mematikan Mini Traktor
1)Turunkan kecepatan traktor dengan cara mendorong handle akselerasi ke depan.
2)Tariklah tuas gas ke atas / di dorong terus ke depan sampai mati.
3)Setelah motor mati putar kunci kontak ke kiri dan tariklah keluar kunci kontak tersebut.
Perhatian : Mesin segera dimatikan jika:
Putaran mesin tidak normal
Terdengar suara aneh pada bagian mesinnya.
Asap yang keluar terus menerus berwarna hitam.
Air radiator terlalu panasyang disebabkan kurangnya air pendingin karena radiator tidak berfungsi dan van belt kendur.

5.3.4 Waktu Pengolahan Tanah ( Menggunakan Mini Traktor)
Waktu pengolahan tanah yang tepat merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan seorag petani. Adapaun waktu yang tepat untuk mengolah tanah dengan mini traktor adalah :
1.Untuk mengolah tanah kering yaitu pada saat tanahnya lembab (tidak terlalu basah dan tidak terlalu kering).
2.Untuk mengolah tanah basah, pada saat airnya cukup dalam, artinya airnya tidak terlalu meluap.
3.Apabila mengolah tanah terlalu keras, maka traktor tidak kuat, traktor bergetar dengan kuat dan pisau rotary mudah patah.
4.Tanah berdebu apabila diolah akan mengganggu kesehatan operator dan lingkungan apabila dekat dengan rumah penduduk.
5.Tanah yang lengket dan kekurangan air apabila diolah akan selip dan tenggelanpada traktor bahkan tidak bisa berjalan.

5.3.5 Pemeliharaan Traktor
1.Pemeliharaan Harian
a.Memeriksa semua bagian traktor, mungkin ada yang rusak.
b.Memeriksa tekanan ban karet, udaranya sudah cukup apa belum.
c.Memeriksa semua baut dan mur sudah cukup kencang apa belum.
d.Memeriksa air solar dan oli, sudah cukup apa belum. Kalau belum segera ditambah.
e.Memeriksa bagian-bagian yang perlu distempet.
f.Memeriksa bocoran pada radiator dan jumlah air radiator.
g.Memeriksa kekencangan V. Belt (Hand Traktor)
h.Memeriksa peralatan-peralatan yang dibutuhkan pada kotak alat, sudah lengkap apa belum.
i.Memeriksa saringan udara, apabila kotor segera dibersihkan.
j.Dihidupkan mesinnya, apakah bagian-bagian traktor sudah berfungsi apa belum.
2. Pemeliharaan Berkala
Pemeliharaan berkala adalah pemeliharaan / perawatan terhadap traktor yang dilakukan pada waktu tertentu.
Macam kegiatan pemeliharaan berkala :
a.Mengganti oli
b.Mengganti filter bahan bakar
c.Menyetel kerenggangan klep
d.Pemeriksaan sistem bahan bakar
e.Mencuci traktor











BAB VI
PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN
DALAM USAHA BUDIDAYA JAMUR TIRAM

Setiap usaha pasti tidak terlepas dari permasalahan-permasalahan. Namun setiap permasalahan pasti ada pemecahannya. Adapun permasalahan yang kami hadapai dalam usaha budidaya jamur tiram adalah sebagai berikut :
1.Bila kami membeli bibit F3p maka kami akan mengalami kerugian karena usaha budidaya jamur tiram hanya kami laksanakan ± selama 3 bulan, sedangkan masa produksi bibit berlangsung selama 6 bulan.
Pemecahan : Untuk menghindari kerugian maka kami tidak membeli bibit F3p, akan tetapi kami menyewa bibit tersebut selama 3 bulan.

2.Pada waktu pemanenan ada beberapa jamur yang jatuh dan kotor sehingga kualitas produksi menurun.
Pemecahan : Jamur tiram harus dipanen dengan hati-hati dan menggunakan teknik pemanenan yang baik dan benar.

3.Setelah pemanenan pertumbuhan jamur terganggu karena terjadi pembusukan akar.
Pemecahan : Sisa akar yang tertinggal dicabut secara paksa dengan menggunakan penjepit dan perlu diperhatikan dalam hal teknik pemanenan.

4.Pada masa waktu pemeliharaan ada baglog yang sobek karena tekanan pertumbuhan miselium.
Pemecahan : Plastik yang sobek segera diisolasi.
















BAB VII
PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA

Jamur tiram banyak disukai oleh semua lapisan masyarakat karena rasanya yang sangat lezat, hampir menyamai kelezatan daging. Walaupun demikian, kandungan lemak jamur lebih rendah sehingga lebih sehat untuk dikonsumsi.
Adapun manfaat jamur tiram yang lain adalah sebagai berikut :
1.Jamur tiram merupakan jamur yang rendah kolesterol sehingga dapat mencegah penyakit darah tinggi dan aman bagi mereka yang rentan terhadap serangan jantung.
2.Kandungan asam folat jamur tiram tinggi sehingga dapat mencegah dan menyembuhkan penyakit anemia, serta kemungkinan besar dapat bermanfaat sebagai antitumor.
3.Kandungan tepung atau pati jamur tiram rendah sehingga jamur tiram cocok untuk penderita diabetes dan untuk mengurangi berat badan.
4.jamur tiram dijadikan salah satu alternatif untuk pemenuhan gizi karena kandungan protein dan karbohidaratnya cukup memuaskan, yaitu masing-masing 7,7 % dan 73,6 %.
5.Jamur tiram juga dijadikan alternatif untuk menambah vitalitas dan daya tahan tubuh dan memperlacar buang air besar.
6.Jamur tiram sangat baik untuk dikonsumsi oleh ibu hamil dan menyusui karena sangat baik untuk perkembangan bayinya.

BAB VIII
PENUTUP
8.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat kami ambil dari Usaha Budidaya Jamur Tiram ini adalah sebagai berikut :
1.Usaha budidaya jamur tiram dapat dilakukan di sebagian besar tempat di Indonesia.
2.Sarana produksi untuk jamur tiram mudah didapatkan dengan harga yang murah dan dapat dijangkau oleh petani.
3.Harga jual jamur tiram relatif tinggi dibandingkan sayur lainnya, menjadikan usaha budidaya jamur tiram memberikan keuntungan yang lumayan besar, sehingga usaha budidaya jamur tiram bisa dijadikan alternatif untuk meningkatkan pendapatan petani.
4.Teknik budidaya jamur tiram sangatlah mudah untuk dilaksanakan. Teknik budidayanya meliputi :
a.Pembibitan
b.Persiapan lokasi (kubung)
c.Penyiapan media tanam (bag log)
d.Penanaman
e. Pemeliharaan
f.Panen dan penanganan hasil panen
5.Prospek pengembangan usaha budidaya jamur tiram sangat bagus, hal ini disebabkan karena jamur tiram disukai oleh semua lapisan masyarakat karena rasanya yang lezat dan khasiatnya sebagai obat berbagai macam penyakit sudah tidak diragukan lagi.
6.Berdasarka analisa (B/C) ratio usaha budidaya jamur tiram dengan ukuran kubung 5 x 7 meter selama 3 bulan cukup layak dilaksanakan.
8.2 Saran
1.Sebelum membudidayakan jamur tiram secara komersial, petani harus memahami betul syarat tumbuh dan teknik budidaya jamur tiram.
2.Untuk hasil produksi yang optimal perlu diperhatikan kualitas bibit yang digunakan, bahan substrat tanam, dan teknik budidaya yanga baik dan benar.
3.Bila skala usaha kecil maka keuntungan yang didapatkanpun juga kecil. Oleh karena itu bila ingin mendapatkan keuntungan yang lebih besar maka kita perlu meningkatkan skala usaha secara bertahap.










DAFTAR PUSTAKA

H. Parjimo, dkk. 2007. Budidaya Jamur. Agromedia. Jakarta.
M.Djarijah, Nunung, dkk. 2001. Jamur Tiram. Kanisisus. Yogyakarta.
Prahastuti, Sarwintyas. 2001. Jamur. PDII-LIPI. Jakarta.
Siswoyo. 2008. Modul TTG.JT-1 Membuat Substrat Tanam Jamur Tiram. BLKPPTKLN Wonojati. Malang.
Siswoyo. 2008. Modul TTG.JT-2 Membuat Bibit Jamur Tiram. BLKPPTKLN Wonojati. Malang.
Siswoyo. 2008. Modul TTG.JT-3 Menanam dan Memelihara Jamur Tiram. BLKPPTKLN Wonojati. Malang.
Siswoyo. 2008. Modul TTG.JT-4 Pemanenan dan Penanganan Hasil Panen Jamur Tiram. BLKPPTKLN Wonojati. Malang.
Suwardi. 2008 Modul Hand Traktor. BLKPPTKLN Wonojati. Malang.
Suwardi. 2008. Modul Traktor Roda 4. BLKPPTKLN Wonojati. Malang.

Tidak ada komentar: